Senin, 19 Oktober 2015

Fakta tentang ban Motogp……kudu menahan diri kalo nggak mau overheat !!

Bro dan sis sekalian…tiap komponen diajang Motogp diracik sebagai kelas premium. Tidak satupun perangkat yang digunakan sebagai produk masspro. Oleh karena itulah Motogp lazimnya merupakan produk prototype. Begitu juga dengan ban yang digunakan. Jangan samakan dengan Battlax yang dijual dipasaran. Bridgestone meracik ban khusus untuk melayani power binal motor prototype 1000cc. Dan inilah fakta tentang ban diajang Motogp…betapa kompleks dan rumitnya sebuah balapan….
Motogp bike memiliki power diatas 225 HP dengan bobot kosong 158 kg. Dari spek diatas sampeyan bisa bayangkan PWR yang disandang….ngeri kangbro. Ledakan tenaga tersebut kemudian akan dialirkan keroda yang ditopang oleh ban. Dibutuhkan kompon atau karet kelas wahid untuk menterjemahkan torsi agar traksi diaspal terus terpelihara. Gesekan aspal….gaya dorong (torque) dan tekanan ketika hard braking akan membuat karet ban mendapatkan pressure dan stress luar biasa. Dan itu terjadi ketika pembalap Motogp ng-push terus menerus……betot, ngerem, sliding dan banyak manuver lain. Hasilnya??….
Suhu ban akan meningkat drastis. Dan jika terus dipaksa maka ban overheat yang ujung-ujungnya kinerja karet malah menurun alias terjadi sliding…spin…dan yang terparah kehilangan daya cengkram. Oleh karena itu….untuk sosok rider yang memiliki gaya balap agresif seperti Marquez harus menahan diri. Setidaknya beri jedah dulu agar ban kembali masuk dalam suhu ideal. Dikondisi trek normal….dua lap 100 % ngepush akan membuat ban overheat. Hal ini juga sempat menimpa Marc ketika bertarung berusaha mengejar Lorenzo diAustralia….
“Saat race aku merasa sangat kuat……banyak adu salip dengan Valentino dan Andrea kemudian Jorge mulai membuka gap. Kemudian aku sedikit ngepush untuk mengejar Jorge namun ban depanku “overheated” yang membuat motor banyak bergerak nggak mau diam. Lalu aku coba mengendorkan ritme untuk mendinginkan ban. Baru ditiga lap terakhir aku katakan..”oke…aku akan ngepush kembali..” dan tiba-tiba Andrea serta Valentino menyalipku. Disanalah kemudian aku nge-push hingga 100 %. Aku tidak berharap bisa mendekati Jorge tapi jelas aku gembira menang diPhillips Island...” ujar Marc….
Nah…tidak menyangka to mzbro. Kita sebagai penonton paling hanya teriak-teriak dan memaki kalau rider A seperti sulit menyalip dan terkesan main aman. Padahal tiap jengkal gas yang dibuka….traksi ban yang digunakan sudah “on limit”. Belum lagi fisik yang terkuras habis. Sebagai gambaran….jangankan motor 225 HP dan full throttle selama 27 laps digeber tidak ada henti. IWB yang jajal MV Agusta F3 dengan power hanya 125 HP muteri Sentul 5-6 Lap…..setelah turun dari motor wae dengkul rasane koklok….
Capeknya terasa bener karena beban pressure yang diderita tubuh jauh  lebih berat. Harus menahan gaya G kala gas dibetot ataupun hard braking…pada motor dengan tenaga 4 kali lipatnya Ninja 250 Fi ataupun YZF R25. Kuwi 125 Hp dengan bobot motor kisaran 173kg. Lha piye jika power 225 HP bobot hanya 158kg?. Ora iso bayangne pakde. So….salut dan angkat topi pada para pembalap khususnya Rossi yang notabene sudah tidak muda lagi namun masih mampu melayani rider muda.  Itulah faktanya…ora iso asal betot terus menerus kang. Nah….rumit to :mrgreen: ?!



0 komentar:

Posting Komentar